JurnalAnye : Produk Politik dan Krisis Populasi.
Fenomena kriminal yang terjadi di negara kita adalah produk dari kegagalan pemerintah dalam mengatur manusia. Seperti pertanyaan yang cukup mendalam mengenai: Rasisme, tingkat populasi dan politik agama. Semua itu merupakan aspek yang menjadi landasan mengapa negara ini gagal dalam mengantisipasi kriminalitas yang semakin tinggi.
JurnalAnye kali ini ingin membuka pikiran teman-teman agar kita lebih memikirkan kembali apa yang menjadi penyebab dari Fenomena kriminal di Indonesia. Tapi saya ingatkan kembali bahwa tulisan ini tidak bertujuan untuk mencari kebenaran mutlak. Ini hanyalah kumpulan pikiran-pikiran anak muda yang berdiskusi di Kedai kopi dan mendapat kesadaran pribadi akan hal-hal tersebut.
Rasisme
Di negara Indonesia, landasan agama mayoritas masyarakatnya yaitu agama Islam. Pola pikir yang dibentuk oleh orang mayoritas merupakan asas hukum Islam. Ya, kita mencoba menelaah kembali apakah benar Islam merupakan agama yang benar. Tulisan ini cukup sensitif, namun apa salahnya jika kita mempertanyakan untuk berpikir dan mencari?
Kasus rasisme terkuat dalam seluruh beradaban adalah masalah kepercayaan. Dari kepercayaan manusia bisa menghakimi, menyakiti bahkan membunuh manusia lainnya. Mengapa demikian? Apakah agama secara sengaja distruktur sedemikian rupa untuk berupaya melancarkan kepentingan politik?
Jika kita tarik lagi kedalam masalah rasisme. Kita akan melihat fenomena kecil dalam negeri ini. Seperti misalnya, masyarakat Indonesia (mayoritas) yang membenci Israel karena mereka dicap bengis dan kejam terhadap penduduk Palestina. Kalau kita lihat keadaan politik, hal itu menjadi pertanyaan besar mengapa pola kebencian itu disebabkan karena kepercayaan mayoritas berlandaskan Islam. Apakah kebencian itu sengaja dikonsep sedemikian rupa untuk melancarkan dukungan atas kekuasaan kaum penguasa Timur? Atau bisa jadi strategi Israel sendiri untuk melancarkan kekuasaannya.
Kita melihat sudut pandang masyarakat Timur yang bermayoritas Islam. Dalam kasus peperangan Israel dan Palestina, mengapa tidak ada negara yang menyelamatkan Palestina? Padahal Arab Saudi cukup punya kuasa secara global. Berarti, bisa jadi ada sebuah keterikatan dari 2 negara yang berbeda kubu tadi. Keseimbangan dari slogan PBB dalam menjaga perdamaian antar bangsa-bangsa adalah hal yang tidak relevan. Peace adalah kata yang imajiner.
Sekarang, ketakutan dalam agama sudah dikuasai oleh ketakutan manusia terhadap kekuasaan penguasa— manusia— Kepercayaan agama hanya menjadi sasaran politik untuk kepentingan dari kaum Oligarki. Saya jadi berpikir ulang mengenai kepercayaan.
Kepercayaan seseorang dapat memengaruhi kepatuhan manusia dalam segala aspek kehidupan. Kepercayaan melekat erat pada setiap tingkat laku manusia. Mungkin tidak seluruh manusia, tapi yang saya bicarakan disini adalah kaum Mayoritas. Mengapa banyak orang yang menghalalkan membunuh orang lain hanya karena mengikuti anjuran agama? Hal ini penting untuk digaris bawahi bukan? Manusia bisa membela sesuatu sampai menumpahkan darah dan kita tidak menemukan fenomena itu kecuali dalam urusan kepercayaan.
Negara, memanfaatkan kepercayaan itu untuk melancarkan pola penguasa dalam meraih tujuannya. Mereka memainkan agama dalam strategi politiknya. Lalu kita ada pada pertanyaan "mengapa minoritas Kristiani dalam Indonesia diperlakukan tidak adil daripada agama-agama lain?" Mungkin saja strategi itu dipakai untuk penolakan mayoritas Islam dalam memerangi Barat. Ada unsur kepercayaan dibalik politik global.
Seperti jurnal yang pernah saya baca, Mengapa Ideologi Islam selalu dipakai untuk mengkritisi kebijakan pemerintah. Karena bisa jadi Masyarakat Indonesia kekurangan variasi dalam berideologi. Bagaimana tidak, Sosialisme sudah tidak sempurna di negara ini — Komunisme, Marxisme— ideologi ini dihapuskan dan dianggap sebagai kriminal karena sejarah masa lalu.
Hal itu yang membuat negara ini tidak lepas dari pandangan Islam.
Populasi di Indonesia
Menurut data tercatat sebanyak 275.361.267 jiwa per Juni 2022. Di tahun 2021, populasi Indonesia 273.879.750. Dari tahun ke tahun, Indonesia mengalami peningkatan populasi manusia. Hal itu menyebabkan krisis ekonomi, sosial dan pendidikan. Tak heran jika tingkat kriminalitas di negara ini kian naik.
Tingkat kesejahteraan pun juga menurun karena tenaga kerja tidak mendapat bayaran yang layak akibat dari menumpuknya populasi. Hari ini kita bisa melihat fenomena itu, di mana banyak orang yang bekerja dengan gaji yang tak layak. Artinya, ada banyak juga pengusaha yang tidak memanusiakan manusia, melanggar UU tenaga kerja dan pelanggaran-pelanggaran HAM.
Lalu bagaimana dengan Aborsi, PSK dan program keluarga berencana? Apakah relevan di negara kita yang mayoritas muslim?
Maka dari itu, saya melihat kebijakan pemerintah yang mengacu pada hukum Islam tidak melihat keadaan negara ini. Negara yang krisis populasi.
Manalagi keadilan kita yang tidak bertujuan pada hakikatnya. Sekarang kita melihat UU sebagai acuan dari keadilan bernegara. Namun, ada pertentangan dalam UU itu sendiri. Jadi, delik kasus bisa diputar balikkan kepada korban. Lalu kita timbul pada pertanyaan "Apa itu keadilan dalam negara ini?"
Jujur, saya terlalu lelah untuk memikirkan hal ini, namun beruntungnya saya punya keberanian untuk menulis. Tulisan saya menjadi penumpahan pikiran mengenai keadaan negara ini. Saya juga tidak lupa berterima kasih pada teman, telinga, mata dan akal saya karena mampu untuk memikirkan kembali atau lebih tepatnya memberi saya kesadaran mengkritik fenomena yang terjadi.
Sekian.
Salam hangat semua! 💚
Komentar
Posting Komentar