Stiker Sexiest di Mobil Angkutan Umum, Bukti dari Budaya Patriarki yang Masih Kuat di Masyarakat


Dalam beberapa kasus intimidasi terhadap perempuan, salah satu yang menarik untuk dibahas adalah bagaimana masyarakat terutama dari kalangan laki-laki usia lanjut mengintimidasi perempuan dengan candaan. 

Saya banyak menemukan hal tersebut di lingkungan sekitar. Sadar maupun tidak sadar, para bapak-bapak ini seringkali melontarkan candaan yang terkesan "memainkan tubuh perempuan" demi membuat orang disekitarnya terhibur (padahal itu tidak lucu). 

Di jalanan Kota Palembang misalnya, saya banyak mendapati supir truk, angkutan umum atau mobil pick up yang menempelkan stiker sexist di belakang mobilnya. Mungkin itu hanya sebagai lelucon belaka untuk supir tersebut, namun dari sana kita bisa melihat bahwa saat ini perlawanan perempuan berpusat pada pola pikir laki-laki yang terus menerus menganggap tubuh perempuan itu rendah. 

Singkatnya, perempuan hari ini tidak bergelut di persoalan gaji, posisi dalam politik atau persoalan hak untuk memilih atau memiliki, namun ia harus menghadapi pelecehan bapak-bapak patriarki berkedok guyonan. 

Kemudian, stiker yang ditempel pun menurut saya kebanyakan seringkali menggunakan kata "Janda" seolah-olah perempuan yang menjanda dianggap memiliki tubuh yang lebih sexy. 

Kata-kata seperti "Janda Manja Berasa Gadis", lalu "Sopir Ini Dalam Pengawasan Janda Muda" sembari menunjukkan ilustrasi perempuan sexy, seringkali saya temui di jalanan. 

Bahkan beberapa kali ditemukan, ada stiker yang secara terang-terangan menempelkan kata-kata tidak senonoh di belakang mobilnya agar kendaraan lain dapat melihat kata-kata tersebut lengkap dengan gambarnya yang vulgar. 

Dalam satu penelitian yang dilakukan di Western Carolina University dan University of Surrey mengatakan bahwa guyonan seksist terhadap tubuh perempuan sangat berkaitan dengan perilaku seksual seseorang, serta memperlihatkan pula cara pandang pelaku terhadap posisi perempuan dalam hidupnya. 

Dalam kasus ini, laki-laki tersebut menilai bahwa tubuh perempuan adalah guyonan semata dan perempuan hanyalah budak seks untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. 

Bahkan, tidak hanya dari kalangan bapak-bapak saja yang memiliki pemikiran seperti itu, dari kalangan laki-laki muda kerap kali menertawakan guyonan yang mengarah pada aktivitas seksual atau tubuh sensitif perempuan. 

Menurut Vanya Aurelia Sakti, seorang penulis artikel di Kompasiana, mengatakan bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan selalu menjadi sasaran objek seksual laki-laki. 

Bukan tanpa sebab, fenomena ini lahir dari faktor sosial, budaya dan psikologis masyarakat. Seringkali, masyarakat menilai bahwa penampilan fisik perempuan cenderung mendapat perhatian lebih banyak. Tubuh perempuan menjadi hal yang biasa dipertontonkan di acara televisi, iklan serta musik yang menampilkan citra yang diidealisasikan. 

Lebih ringkasnya, perempuan dianggap sebagai simbol keinginan dan daya tarik seksual. 

Stiker sexist hari ini masih banyak sekali dijual di pasaran, tidak hanya di bengkel namun juga di online shop. Pertanyaan adalah, apakah kita akan tetap diam saja dengan humor sexist hari ini? Apakah sebegitu rendahnya selera humor para laki-laki patriarki ini sehingga menertawakan tubuh perempuan? 


Komentar

Postingan Populer