JurnalAnye: Antara Luka, Tuhan, Seni dan Hidup Penuh Cinta di tahun 2022

Hallo teman-teman semua. Semoga kita dalam keadaan sehat dan bahagia ya! Salam hangat dariku, Anye. Kali ini saya akan menulis tentang apa yang saya rasakan di tahun 2022. Tahun yang berat bagi kebanyakan orang termasuk saya sendiri hehehe. Tetapi dalam tahun ini saya banyak mendapat pelajaran bermakna, merasakan kenikmatan dalam berpikir sendirian, dan apa makna jatuh cinta itu. 

Tahun 2022 adalah masa-masa kelam bagi saya, seperti menyaksikan keguguran orang yang membuat saya terluka, mencari keberadaan Tuhan, belajar mendalami hidup dari seni, dan tidak lupa tentang bagaimana hidup berjalan berdampingan pada cinta, yaa begitulah hidup, kita akan menjadi sangat lemah bersama perasaan-perasaan aneh yang tidak bisa dicerna dengan akal sehat. 

Saya adalah anak yang suka dengan seni, untuk itu saya banyak belajar dari orang-orang berpengalaman di seni. Sampai pada pertengahan tahun 2022, saya terluka dengan orang-orang yang menjadi alasan mengapa saya menyukai seni. Manusia berbuat jahat karena memiliki kesempatan bukan? Yaa seperti itulah penggambaran kalimat di atas. Saya dibuat gemetar, stress dan menduga-duga apakah kejadian tersebut hanya prasangka saja atau karena sifat kebinatangan manusia yang telah menguasai dirinya sendiri. Seperti kata lagu Amigdala "Ada binatang jalang di tubuh manusia" hehehe semenjak Amigdala masuk ke telinga saya, saya jadi teringat pada kejadian-kejadian yang mengecewakan. Terima kasih Amigdala! 💚

Dalam peluapan emosi, kita tidak membutuhkan orang lain, kita bisa sendiri! Karena keterlibatan perasaan atas pembuangan sampah emosi, orang-orang jahat menggunakan jalur itu untuk melancarkan perbuatannya. Ingat! Kejahatan ada karena memiliki peluang. Itu salah satu hal yang saya pelajari di tahun 2022. Tunggu! Tulisan ini belum selesai hehehe. 

Okee, kita lanjutkan cerita ini. Di tahun 2022 ini, saya juga berproses dalam mencari keberadaan Tuhan. Saya merasa bahwa tidak ada yang salah dari pertanyaan "di manakah Tuhan?" Karena jika tidak ditanyakan, kita akan terus menerus terjebak pada perangkat bodoh dari budaya. Yaa kebaikan dan keburukan secara garis besar ditentukan pada masyarakat mayoritas yang secara kolektif percaya pada sosok "pelindung", namun kita perlu hati-hati pada penempatan mana yang baik dan yang buruk karena norma sesuatu bisa saja salah dalam menilai apa itu kebaikan dan keburukan. Ahh, saya keterbatasan bahasa untuk menjelaskan isi pikiran saya, mungkin karena saya jarang baca buku akhir-akhir ini. Saya tidak bisa berbahasa ilmiah (maafkan saya) tapi saya harap teman-teman bisa mengerti apa yang saya jelaskan hehehe. 

Baik, kembali pada konsep agama. Saya berpikir bahwa agama diciptakan oleh orang-orang baik yang tidak ingin manusia berada pada sifat kebinatangannya. Agama selalu menjadikan manusia sebagai manusia yang bermanusiawi, agama melancarkan manusia pada kedudukannya sebagai manusia sejati. Dalam arti kata manusia yang selaras dan hidup pada porsinya, manusia yang menggunakan akal mereka untuk menjaga, merawat alam dan keluar pada keadaan yang kelam—Keadaan yang tidak selaras dan tidak seperti manusia sejati. 
Kalau saya simpulkan lagi, Agama membantu manusia untuk mencapai kebahagiaan yang mutlak dan selaras. Saya mengerti kita banyak mempermasalahkan tentang keberadaan Tuhan secara empirik, namun kalaupun Tuhan tidak ada, manusia setidaknya tidak memiliki rasa penyesalan terhadap menjadi "beragama", sebab agama membantu manusia untuk menjadi manusia yang bahagia, yang selaras, yang tenang dan tidak merusak. 
Yaa, tidak bisa dipungkiri ketakutan terbesar manusia adalah kematian karena kita dikelilingi oleh akal pikir, dan akal pikir melahirkan perasaan takut. Tapi berasal dari itulah, manusia bisa mencapai keteraturan. Karena rasa takut. 

Belajar mendalami hidup dari seni. Saya rasa itulah yang membuat saya hidup pada keselarasan. Seni adalah semua hal yang ada pada hidup kita. Bisa dibilang seni adalah sesuatu yang tumbuh, yang hidup dan terjaga. Budaya yang baik dan berdiri pada suatu makna mendasar adalah seni. Saya menaruh seni sebagai filsafat tentang keindahan— sepertinya sedikit puitis ya hehe— tapi ini bukanlah sesuatu yang bisa dimaknai secara dangkal, ini merujuk pada asas mendasar dari ke-alami-an semesta. Lewat seni kita bisa melancarkan keindahan dan memaknainya dengan bahagia. Seni adalah keindahan, seni adalah apa yang alamiah. Hidup bahagia dimaknai dalam seni karena kita merawat dan menjaga jiwa dan raga sebagai manusia. Berpikir filosofis juga merupakan seni. Seperti misalnya kita memikirkan Tuhan, memikirkan alam, memikirkan hak asasi, memikirkan bagaimana manusia menjadi tidak sama kepribadiannya—padahal mereka memiliki otak dengan bentuk anatomi dan fungsi yang sama. 

Musik, salah satu seni yang secara teoritis adalah bunyi yang seirama dengan telinga, yang santun didengar manusia. Bagi saya, musik adalah irama yang menyampaikan pesan besar : menggambarkan kehidupan dari aspek budaya, sosial, kemanusiaan, bahkan bencana dan kesedihan. Kita akan menaruh musik pada keadaan psikologi seseorang, perasaan hampa dan terbuang. Manusia bisa sangat cepat berubah, kadang-kadang hanya karena irama yang mereka dengar mereka berhasil menempatkan kemarahan dan kebahagiaan menjadi 2 hal yang saling berdampingan. Contohnya, jika di waktu yang sama manusia mendengarkan rock dan tiba-tiba mendengarkan lagu-lagu mellow (cieilah wkwk) secara drastis tanpa disadari, keadaan psikologis manusia berubah. Gak percaya? Coba aja hehehe

Terakhir, saya akan sedikit bercerita mengenai cinta. Tenang, ini bukan sesuatu yang melankoli ya. Cinta secara garis besar adalah keberusahan untuk menggapai kebaikan. Balik lagi, kebaikan adalah sesuatu yang selaras dengan alam, yang damai, yang bahagia. Cinta adalah usaha untuk menggapai kebahagiaan— baik itu antar dua orang atau tidak. Cinta pada diri sendiri, Tuhan, erotis, ibu, alam dan sesuatu yang berharga adalah kesatuan dari ruang lingkup cinta. Kalau kita bicara cinta secara filosofis, akan panjang sekali hal yang bisa dibahas. 
Seperti kata eyang Erich Fromm "Cinta adalah cara untuk menjadi tidak sendiri" 
Namun, ketika manusia berani untuk menjadi sendiri, bukan berarti ia tidak mendapatkan cinta. Ia membelah dirinya —menciptakan dirinya yang lain— agar dapat menghadirkan sosok yang mencintainya, yaitu diri sendiri. 

Manusia selalu memiliki alasan untuk menjadi bahagia. Ingat, "menjadi" yaa. Karena bahagia itu bersifat abstrak dan tidak sama. 

Yaa, Sepertinya itu saja yang bisa saya bagi. Sebenarnya masih kurang untuk menjelaskan seperti apa 2022 itu. Namun ditahun ini, saya berusaha untuk mencapai bahagia yang selaras. Saya harap kalian juga ya. Mari kita buka mata kita untuk hal-hal baik. 

Untuk temanku yang di sana, saya harap kamu keluar dari situasi yang menyakitkan dan beralih pada hidup yang dimaknai dengan baik. Terima kasih, salam hangat semua 💚. 


Sekian. 

Komentar

  1. serta mulia bagi insan penggiat seni bertuhan 🌹

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih penggiat seni yang menumbuhkan hal-hal baik. Salam hangat! 💚

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer